Man with a women’s job

Ayo kita ngobrol ngalor ngidul lagi!!! 😀

Waktu gw masih kecil dan nyokap masih sering di rumah, gw punya banyak boneka. Seperti halnya barang baru bisa jadi barang lama, lama2 beberapa boneka gw rusak.
Matanya copot, tangannya putus, dll…
Dari kecil nyokap selalu ngajarin gw untuk ngebenerin sendiri boneka2 itu. Which mean, gw harus belajar jahit.
Yap, sekitar umur 7-8 tahun gw udah bisa jahit pasang mata boneka gw sendiri.
She said, “This is a team work. They accompany you when you feel lonely, and you take care of them as well.”

Maybe she was tried to teach me how to appreciate my friends. As a loner little guy back then.

Setelah itu, waktu gw mulai remaja dan mereka (my parents) sibuk dengan urusan masing2, jarang di rumah dan selalu ninggalin gw sendirian di akhir pekan, gw mulai suka masuk dapur. Belajar masak dari pembantu gw.
Sekitar SMP gw milih masuk sekolah asrama, dan kemampuan gw berhasil tersalurkan dengan baik saat itu.
As a messy man, gw masih bisa bertanggung jawab dengan kebersihan lingkungan gw.
(Gw suka bersih2 di depan orang; tapi nggak sama sekali di kamar gw sendiri 😛 to be honest…)
Dan, meskipun gw nakal, gw boleh berbangga hati, temen2 sayang sama gw karena masakan gw enak! Hahaha…

What I’m trying to say here, is girl’s job, is taking over by man, literally…
Kemanapun lo nyari penjahit, lo bakal lebih banyak nemuin penjahit laki2 daripada perempuan.
Begitu juga koki (professional kitchen) dan nggak ketinggalan hair stylist dan pekerjaan sebangsanya.

As a man, I’m not shame to tell that i can do house job as good as my job as a teacher.
Tapi, gw gak bilang kalau laki2 harus pandai melakukan semua pekerjaan perempuan, because we still need them (women).
Man power is useless without woman.
And, I’m not a feminist, if you think so…
Gw cuma mau bilang, gw belajar menghargai semua yang gw lakukan sebaik2 dan seburuk2nya, dan juga menghargai apa yang orang di sekitar gw lakukan, baik itu untuk gw maupun untuk orang2 lain di sekitar gw.

Semua ini terjadi karena laki2 lebih banyak dari perempuan… Nggak seperti yang dibilang kebanyakan orang kalau laki2 dan perempuan itu 1 berbanding 7. Kenyataannya perempuan masih rentan posisinya di mata masyarakat, sehingga hal itu menjadi alibi untuk poligami, psk, tkw, dsb.
Gw nggak terlalu suka dengan keadaan banyaknya wanita yang pekerjaannya gak lebih dari sekedar pembantu rumah tangga atau kasir di swalayan. They deserve a place better than that.
Mungkin bukti nyata lainnya kalau jumlah laki2 lebih banyak dari perempuan adalah menangnya Fatin di ajang X factor Indonesia season kemarin. Kompetitor terberat saingannya (kalau dilihat dari jumlah fans) seharusnya adalah Mikha.
Atau jumlah girl band yang eksis di dunia hiburan dibandingkan jumlah boyband yang timbul tenggelam keberadaannya.
Fans adalah bukti nyata kalau lebih banyak yang mengidolakan perempuan dibandingkan laki2.

As a multi talented man, gw masih lebih suka masakan cw daripada masakan gw sendiri. Hahaha.. Itupun kalo ada yang mau masakin.
Sangat disayangkan sedikitnya jumlah perempuan yg bisa masak sekarang ini.. LOL

About BrokenInfinity8

There's no 'forever'... The infinite is already broken. View all posts by BrokenInfinity8

Leave a comment